Yayasan Daarut Tauhiid

Aa Gym

Aa Gym: jangan sombong

Jangan Sombong dengan Kelebihan Diri

WAKAFDT.OR.ID | Sebagai makhluk sosial kita harus siap dengan siapapun kita bergaul. Kita harus mampu memastikan bahwa setiap perbuatan kita di dunia ini harus menjadi amal sholeh. Amal sholeh hanya ada pada sesuatu hal baik saja. Siapa saja di antara kita yang ingin bahagia maka harus berbuat amal sholeh.

Ketika kita bekerja dan bergaul dengan orang lain, maka harus menjadi amal sholeh. Amal sholeh itu hanya dua syaratnya pertama niatnya ikhlas dan kedua caranya juga benar. Kita memiliki kelebihan dan punya kekurangan, begitu juga orang lain. Setiap kelebihan dan kekurangan yang ada dalam diri kita harus menjadi amal sholeh. 

Karena kelebihan dan kekurangan tersebut datang dari Alloh Ta’ala, maka harus dimanfaatkan untuk kebaikan. Jangan sampai kelebihan yang kita miliki membuat kita takabur, ujub, dan sombong. 

Ketampanan yang kita miliki itu pemberian Alloh Ta’ala. Ingat, tidak ada keterlibatan kita satu sel pun dalam proses penciptaan diri kita sebagai manusia. Begitu juga kecerdasan yang kita miliki, jangan sampai kecerdasan tersebut membuat kita sombong dan kesombongan tersebut membuat kita menjadi orang yang berdosa.

Coba kita perhatikan setiap orang yang diberi kelebihan oleh Alloh Ta’ala; kecenderungannya sombong dan ingin pamer terus. Punya hidung mancung ingin di foto terus dari samping, suka pamer punya kulit putih dengan membuka aurat, dan punya rambut lurus ingin dipamerin. 

Pada akhirnya kelebihan kita tidak menjadi amal sholeh. Malah kelebihan yang kita miliki membuat kita sombong dan menjadi dosa, membuat semakin jauh dari Alloh yang Maha Pencipta.Padahal sangat mudah bagi Alloh untuk mengambil apa yang ada dalam diri kita dengan waktu yang singkat.

Yang gagah menjadi lumpuh, yang hitam menjadi putih, yang kaya menjadi miskin, dan seterusnya, karena tubuh ini milik Allah. Oleh karenanya, jangan membanggakan diri sampai lupa dengan Alloh. Ingatlah bahwa kita ini hanyalah manusia lemah yang tidak berdaya. Kita tidak akan bisa apa-apa tanpa pertolongan Alloh Ta’ala. (KH. Abdullah Gymnastiar)

Baca juga: Pentingnya Tujuan Hidup

Jangan Sombong dengan Kelebihan Diri Read More »

Aa Gym

Aa Gym: Pentingnya Memiliki Tujuan Hidup

Segala puji bagi Alloh, Tuhan semesta alam yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya. Besar maupun kecil, bergerak maupun tidak bergerak. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam.

Alloh Ta’ala berfirman yang artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Adz Dzaariyaat: 56)

Sahabat sekalian, mengapa Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wassalam begitu kuat menghadapi berbagai macam kepahitan yang menimpa beliau sepanjang ia hidup? Mengapa juga para sahabat Rosullulloh Shallallahu ‘alaihi wassalam sangat tangguh menjalani kehidupan dengan berbagai tempaan yang begitu berat? 

Sebenarnya yang membuat Rosullulloh Shallallahu ‘alaihi wassalam dan para sahabat begitu kuat ialah karena punya tujuan hidup yang jelas. Punya cita-cita yang jelas mau dibawa kemana hidup ini.

Misalkan ketika seseorang punya keinginan yang kuat menjadi seorang dokter spesialis, maka ia akan semakin gigih belajar dan makin disiplin kuliahnya. Begitu juga ketika seseorang punya cita-cita kuat ingin memiliki karir yang tinggi dan bagus di kantornya, maka akan semakin ulet dan rajin bekerja, semakin semangat dalam bekerja dan berkarya. Sebenarnya begitu dahsyat pengaruh tujuan atau cita-cita dalam hidup seseorang.

Semakin besar dan semakin besar tujuan hidupnya, maka akan terasa semakin ringan ia menjalani hidup ini. Meskipun cobaan demi cobaan, kepahitan demi kepahitan datang menghampiri dan tidak bisa dipisahkan dalam perjalanan kehidupan seseorang.

Oleh karenanya, jika kita merasa menderita dalam hidup ini, tanyalah pada diri sendiri apakah kita memiliki tujuan hidup yang tepat dan benar. Jadikanlah Alloh satu-satunya yang menjadi tujuan hidup kita, bukan yang lain.

Tidak ada yang lebih agung, lebih mulia, dan lebih besar melainkan Alloh Ta’ala. Kejarlah ridho Alloh dengan sungguh-sungguh, semakin kita gigih mengejar ridho Alloh dan cinta-Nya, akan semakin ringan hidup kita, semakin mudah dan semakin bahagia. InsyaAlloh. (KH. Abdullah Gymnastiar)

Aa Gym: Pentingnya Memiliki Tujuan Hidup Read More »

Aa Gym: 4 Rahasia Syukur

DAARUTTAUHIID.ORG — Ada 4 hal yang harus kita ketahui tentang rahasia syukur. Rasa syukur yang menyebabkan kita diberi umur yang panjang oleh Alloh Ta’ala. Rahasia syukur yang dimaksud di antara ialah:

Pertama, menjaga hati karena dengan nikmat dan karunia yang diberikan Allah Ta’ala akan terasa nikmat dengan hati yang tenang.

Kedua, mengucapkan Alhamdullilah atas pemberian Alloh.

Ketiga, pandai berterimakasih kepada orang yang memberikan jalan karena orang yang memberikan jalan kepada kita adalah orang yang membantu kita menemukan rezeki.

Keempat, memanfaatkan nikmat yang diberi untuk bersyukur kepada Alloh Ta’ala.

Pernahkah terbayang dalam diri kita, bahwa sebahagian besar dari urusan hidup kita sesungguhnya bukan kita sendiri yang mengendalikan.

Pernahkah juga kita hitung-hitung an bahwa hanya sebagian kecil saja keterlibatan tangan kita secara langsung hidup di dunia.

Coba perhatikan menu sarapan kita setiap pagi. Makanan yang ada di piring kita, coba perhatikan dan bayangkan, kemudian uraikan satu demi satu.

Garamnya datang dari laut di selatan, nasinya dari sawah petani di barat, sayurnya dari kebun bagian timur, dan ikannya berasal dari kolam di utara.

Kenapa yang tadinya berjauhan, kini bisa hadir di depan kita dan kita tinggal menikmatinya saja. Hal itu terjadi atas izin Alloh Ta’ala.

Sungguh banyak hal yang terjadi disebabkan kasih sayang Alloh kepada kita. Alloh yang mengatur dan mengendalikan matahari terbit dan terbenam dengan teratur, sehingga kita menikmati energi dari sinarnya.

Alloh yang mengatur detak jantung kita, sehingga kita tak pernah takut lupa mendetakkannya. MasyaAllah begitu besar karunia dan nikmat Alloh.

Kalau pun manusia dan jin bersatu ingin memberikan satu butir beras pun kepada kita, namun jika Alloh tidak menghendakinya, maka pasti tidak akan terjadi.

Begitu juga kalau manusia dan jin bersatu hendak mencelakai kita, maka satu helai rambut pun tidak akan jatuh dari tubuh kita.

Oleh karena itu, mari terus periksa niat kita, periksa hati kita, untuk selalu beramal dengan ikhlas, hanya mengharap ridho Alloh Ta’ala.

Cukuplah Alloh yang memperhatikan kita. Ada manusia yang melihat ataupun tidak, yakinlah bahwa ada Alloh yang selalu melihat kita. (KH. Abdullah Gymnastiar)

Redaktur: Wahid Ikhwan


DAARUTTAUHIID.ORG

Aa Gym: 4 Rahasia Syukur Read More »

Aa Gym: Dari Mana Datangnya Ketenangan Hidup?

WAKAFDT.OR.IDBanyak yang menginginkan ketenangan dalam hidup ini, karena banyak orang yang begitu susah mencari ketenangan. Merasa punya segalanya, namun jika tidak punya ketenangan itu tandanya orang tersebut tidak punya apa-apa.

Punya rumah megah dan mewah, tapi jika hati selalu merasa gelisah maka tidak akan menikmati apa-apa. Punya pendamping yang cantik atau tampan, tapi jika cemburu terus-terusan maka tidak akan menikmati apa pun.

Dan celakanya orang-orang yang hidupnya tidak tenang, bisa membuat hidup orang lain menjadi tidak tenang juga.

Tidak ada orang yang akan merasa nyaman dengan orang yang gelisah, jika kita melihat orang gelisah maka akan tampak dari wajah yang menggelisahkan.

Orang yang selalu merasa gelisah, tulisan dan kata-kata juga tidak akan membawa ketenangan. Maka ketenangan itu merupakan kunci kebahagian, kunci kemuliaan sekaligus kunci keselamatan.

Sekarang ada yang jual obat penenang katanya agar diri menjadi tenang, ini adalah bentuk tenang yang semu, karena pada dasarnya kita bisa tenang tanpa obat penenang.

Ada yang mencari ketenagan ke pantai, sampai di sana malah menjerit-menjerit karena dihantam oleh gelombang tsunami.

Ada yang juga yang mencari ketenangan dengan mendaki gunung mencari ketenangan malah merasa ketakutan karena tersesat, ada juga yang mencari ketenangan dengan melakukan maksiat tapi malah menjadi tidak tenang. Padahal tidak ada ketenangan dalam maksiat.

Kenapa ada banyak orang yang sulit mendapatkan ketenangan? Karena tenang itu bersumber dari Alloh, sebagaimana firman Alloh Ta’ala dalam surat Al-Fath ayat 4:

هُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ فِيْ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ لِيَزْدَادُوْٓا اِيْمَانًا مَّعَ اِيْمَانِهِمْ ۗ وَلِلّٰهِ جُنُوْدُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًاۙ

“Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada). Dan milik Allah-lah bala tentara langit dan bumi, dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana”.

Jadi ketenangan itu tidak datang dari rumah tangga, sakinah itu juga tidak datangnya dari seorang suami, begitu juga sakinah tidak datang dari istri, bukan dari harta atau jabatan.

Akan tetapi sakinah itu datang dari Alloh Ta’ala, yang bisa datang lewat istri, suami, dan melalui berbagai hal lainya. Wallahu a’lam bishowab. (KH. Abdullah Gymnastiar)

Redaktur: Wahid Ikhwan


WAKAFDT.OR.ID

Aa Gym: Dari Mana Datangnya Ketenangan Hidup? Read More »

Aa Gym: Mengenal Nama & Sifat Alloh ‘Al-Haasib’

WAKAFDT.OR.IDSalah satu asma Alloh yang pernah kita hafal dan baca ialah Al Haasib, yang artinya Alloh Maha Menghitung. Alloh Ta’ala sangat teliti dan cermat penghitungan-Nya.

Alloh menciptakan bumi dan semua bintang-bintang dengan perhitungan yang amat cermat, sehingga semua bergerak dengan teratur tanpa berbenturan sedikitpun.

Alloh juga sangat cermat perhitungannya terhadap kebutuhan makhluknya di alam semesta ini. Sehingga bisa dipastikan darah terus bekerja sesuai dengan fungsinya dan oksigen juga tercukupi tanpa ada satu pun yang merasa kekurangan.

Demikian juga Alloh sangat cermat perhitungannya dalam menghitung amal-amal kita, tidak ada yang terlewat sedikitpun, sekecil apapun. Alloh Ta’ala berfirman dalam Al Quran:

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. Al Zalzalah: 7-8)

Di akhirat kelak akan ada sebuah pengadilan, ada timbangan yang sangat adil dan presisi yang akan menimbang seluruh amal perbuatan kita selama hidup di dunia, amal baik maupun alam buruk.

Suatu ketika di salah satu toko swalayan, ada kamera CCTV tersembunyi merekam sebuah peristiwa pencurian. Ketika pencuri itu tertangkap, ia pun berkelit tidak mau mengakui perbuatannya.

Namun, oleh petugas keamanan dibawa ke sebuah ruangan tempat komputer berada, kemudian diperlihatkan bagaimana aksi pencurian yang dilakukannya, sehingga dia tidak bisa berkutik dan mengakui perbuatan yang ia lakukan.

Begitulah sebenarnya hidup kita, setiap perkataan dan perbuatan bahkan niat di dalam hati kita terekam dan di akhirat akan diperlihatkan di hadapan makhluk lain oleh Alloh Ta’ala.

Mungkin orang lain tidak mengetahui keburukan kita, tapi Alloh Maha Mengetahui. Orang lain mungkin tidak mengetahui amal kebaikan yang kita lakukan dengan diam-diam, namun Alloh Maha Mengetahui dan pasti akan memberikan balasan yang setimpal.

Alloh menghitung dengan menyiapkan malaikat pencatat amal perbuatan. Kelak di akhirat Alloh juga akan memberikan kesempatan pada tangan dan kaki kita untuk bersaksi, tentang apa saja yang telah kita lakukan di dunia.

ٱلْيَوْمَ تُجْزَىٰ كُلُّ نَفْسٍۭ بِمَا كَسَبَتْ ۚ لَا ظُلْمَ ٱلْيَوْمَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَرِيعُ ٱلْحِسَابِ

“Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Alloh amat cepat hisabnya.” (QS. Al Mu’min: 17)

Semoga kita termasuk hamba-hamba Alloh yang husnul khotimah, mendapatkan hasil penghitungan amal kebaikan yang lebih berat dan menyelamatkan kita dari api neraka. Allahumma aamiin. (Arga)

Redaktur: Wahid Ikhwan


WAKAFDT.OR.ID

Aa Gym: Mengenal Nama & Sifat Alloh ‘Al-Haasib’ Read More »

Aa Gym: jangan sombong

Aa Gym: Apakah Perbuatan Dosa Juga Takdir dari Alloh?

WAKAFDT.OR.IDKetahuilah bahwa semua kebaikan itu datangnya dari Alloh, sedangkan keburukan itu datang dari diri kita sendiri atau terjadi atas pilihan kita sendiri. Kenapa bisa demikian?

Sesungguhnya Alloh hanya menghendaki kebaikan kepada hambanya dan tidak menghendaki keburukan kepada hambanya. Begitulah sayang dan cintanya Alloh kepada kita. Hal ini diperkuat dalam ayat Al-Qur’an:

مَآ اَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللّٰهِ ۖ وَمَآ اَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَّفْسِكَ ۗ وَاَرْسَلْنٰكَ لِلنَّاسِ رَسُوْلًا  ۗ وَكَفٰى بِاللّٰهِ شَهِيْدًا

“Kebajikan apa pun yang kamu peroleh, adalah dari sisi Alloh, dan keburukan apa pun yang menimpamu, itu dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu (Muhammad) menjadi Rasul kepada (seluruh) manusia. Dan cukuplah Alloh yang menjadi saksi.” (QS. An-Nisa: 79)

Kalau kita melakukan dosa, kemudian kita taubat dengan sungguh-sungguh atas kesalahan tersebut, maka taubat itu akan menjadi pahala dan kebaikan bagi diri kita. Begitu bermurahnya Alloh pada kita sebagai hambanya yang pendosa, karena Alloh itu maha pemaaf.

Beberapa orang ada yang bertanya, bukankah kesalahan atau perbuatan dosa yang dilakukan sudah tertulis di lauhul mahfuz?

Hal itu karena kita sudah memilih untuk melakukan maksiat, makanya akan tertulis sebagai kesalahan atau dosa. Kalau kita memilih tidak maksiat maka atas izin Alloh juga kita tidak akan bermaksiat.

Layaknya ketika kita ingin bersedekah, pas ada kotak infak lewat, apakah kita akan bersedekah atau tidak maka itu adalah pilihan.

Pastinya setan akan membisikan agar kita tidak bersedekah, maka tugas kita tinggal memilih apakah kita akan mengikuti bisikan setan dengan rasa takut tidak makan, kehabisan uang dan seterusnya atau kita sadar bahwa sedekah itu adalah kebaikan bagi kita.

Misalkan, ketika ditanya kenapa tidak bangun melaksanakan tahajud? Jawabannya karena Alloh tidak membangunkan dan Alloh sudah menakdirkan untuk tidak bangun malam. Padahal Alloh sudah mengajarkan ilmunya bagaimana cara bangun di sepertiga malam.

Jadi jangan menyalahkan takdir dalam bermaksiat atau berlindung dibalik takdir untuk melakukan kesalahan, dengan dalih bahwa perbuatan dosa yang kita terjadi atas izin Alloh, maka hal itu merupakan kekeliruhan dalam berpikir.

Semoga Alloh selalu membimbing kita ke jalan kebaikan dan dikuatkan agar kita dijauhkan dari perbuatan-perbuatan dosa atat maksiat. (KH. Abdullah Gymnastiar)

Redaktur: Wahid Ikhwan


WAKAFDT.OR.ID

Aa Gym: Apakah Perbuatan Dosa Juga Takdir dari Alloh? Read More »

Aa Gym: Mengenal Sifat Alloh ‘Al Qoriib’

WAKAFDT.OR.IDSalah satu nama dan sifat Alloh Ta’ala ialah Al Qoriib, yang artinya Alloh Yang Maha Dekat. Alloh Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.” (QS. Al Baqoroh: 186)

Alloh Ta’ala Maha Dekat. Perlu dipahami bahwa dekatnya Alloh dengan kita itu berbeda dengan dekatnya kita dengan orang lain atau benda-benda di sekitar kita.

Alloh Ta’ala bersemayam di atas Arsy, namun pengetahuan-Nya tentang kita sangatlah besar dan kekuasaan-Nya teramat dekat dengan kita.

Sekecil apapun bisikan kita, Alloh pasti mendengarnya. Serapi apapun perbuatan yang kita tutupi, Alloh juga pasti melihatnya.

Tidak ada suatu apapun yang akan tersembunyi dari pengetahuan Alloh, karena pada dasarnya Alloh sangatlah dekat dengan kita.

Hikmah dari rasa yakin bahwa Alloh Maha Dekat dengan makhluk-makhluknya ialah akan membuat seseorang senantiasa memelihara niat, ucapan dan tindakanya.

Kalau kita malu berbuat jelek di hadapan manusia, maka semestinya kita lebih malu lagi jika berbuat jelek dengan sepengetahuan Alloh Ta’ala.

Oleh sebab itu, sungguh mengherankan jika ada orang yang korupsi tapi seolah tanpa merasa bersalah bahwa dia tidak korupsi.

Mengambil harta yang bukan haknya merasa biasa-biasa saja, karena telah hilang rasa malunya. Apakah seseorang tidak sadar bahwa perbuatannya pasti diketahui dan diawasi oleh Alloh Ta’ala.

Apalagi di era teknologi di jaman hari ini, sangat memungkinkan seseorang untuk mengetahui perbuatan orang lain yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

Bisa dengan cara menggunakan alat penyadap, kamera tersembunyi, dan teknologi sejenis lainnya. Akan tetapi, alat-alat tersebut itu masih memiliki keterbatasan.

Namun, pengetahuan Alloh tidak pernah ada batasnya. Alloh Mengetahui apa yang terjadi di dalam lautan bahkan luar angkasa, yang terang-terangan maupun yang paling rahasia.

Kesimpulannya ialah, dengan memahami bahwa Alloh adalah Al Qoriib, Dzat Yang Maha Dekat. Semoga kita tergolong orang-orang yang semangat untuk semakin mengenal Alloh Ta’ala dan semakin dekat dengan-Nya. Wallahu a’lam bishowab. (KH. Abdullah Gymnastiar)

Redaktur: Wahid Ikhwan


WAKAFDT.OR.ID

Aa Gym: Mengenal Sifat Alloh ‘Al Qoriib’ Read More »

Aa Gym: Jangan Jadi Orang ‘Abu-Abu’

WAKAFDT.OR.IDSemua sesusahan, keburukan, kesedihan, dan kesempitan yang menimpa diri kita adalah bentuk undangan dari Alloh Ta’ala kepada diri kita selaku hambanya.

Begitu juga dikala kita melakukan maksiat, itu merupakan cara untuk mengundang Alloh dalam mengingatkan kita sebagai seorang hamba. Alloh Ta’ala berfirman yang artinya:

وَمَآ اَصَابَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍۗ

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Alloh memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syuro: 30)

Oleh karena itu, dikala kita melakukan suatu kemaksiatan maka segeralah sadar dan bertaubat. Ingatlah bahwasannya, apapun yang kita lakukan berada dalam pengawasan Alloh Ta’ala.

Tidak ada satupun keburukan yang kita lakukan kecuali pasti akan kembali kepada kita dan pasti ada perhitungannya di hadapan Alloh Ta’ala.

Kita mengetahui bahwa manusia bukanlah makhluk sempurna, manusia bukanlah malaikat yang selalu taat kepada Alloh Ta’ala. Manusia juga bukan setan yang selalu membangkang kepada Alloh.

Akan tetapi, hal itu sama sekali bukanlah alasan bagi kita untuk menjadi manusia galau, plin-plan, atau abu-abu, yaitu ia yang sholat jalan maksiat pun jalan.

Pada dasarnya Alloh Maha Tahu apa yang kita sembunyikan, sekalipun dalam hati yang tidak terlihat. Alloh Maha Tahu mana hambanya yang benar-benar khilaf kemudian bertaubat dan mana yang memang munafik.

Ketika berbuat maksiat, maka sikap terbaik yang harus dilakukan ialah segera mengerem diri, segera menghentikannya, membaca istighfar sebanyak-banyaknya, lalu bertekad untuk meninggalkannya dan tidak mengulanginya kembali.

Satu langkah yang kita lakukan dalam meninggalkan kemaksiatan, maka seribu langkah pertolongan Alloh akan menghampiri kita.

Begitu juga satu langkah yang kita ikhtiarkan dalam bertaubat, maka seribu langkah ampunan Alloh akan datang kepada kita. MasyaAllah.

Sadarilah, bahwa tidak ada manfaat apapun dari maksiat yang kita lakukan, melainkan hanya dosa dan penyesalan yang akan kita rasakan dikemudian hari.

Semoga kita dijauhkan dari perbuatan maksiat dan didekatkan pada jalan kebaikan, tidak hanya sesaat akan tetapi selamanya. Wallahu a’lam bishowab. (KH. Abdullah Gymnastiar)

Redaktur: Wahid Ikhwan


WAKAFDT.OR.ID

Aa Gym: Jangan Jadi Orang ‘Abu-Abu’ Read More »

Aa Gym: Awas, Hal Ini Menyebabkan Kita Menderita

WAKAFDT.OR.IDSetiap orang tentu menginginkan hidup yang bahagia. Bahkan, kita menginginkan kebahagiaan itu tetap hadir dalam situasi apapun terhadap kehidupan kita.

Namun, selalu ada saja pintu untuk kita merasa menderita. Ada beberapa sebab yang memicu timbulnya penderitaan, di antaranya ialah:

Pertama, tidak menerima takdir yang telah terjadi. Tidak ada seorang pun yang mampu menolak takdir Alloh Ta’ala sekuat apapun manusia itu. Jika Alloh sudah berkehendak maka pasti terjadi.

Ketika kotoran seekor burung jatuh keatas rambut kita, mungkin kita akan mengeluh, menggerutu, dan tidak terima atas kejadian yang telah terjadi.

Padahal terima atau tidak terima, peristiwanya telah terjadi. Maka, sikap yang terbaik adalah menerima apa yang telah terjadi. Ikhlas dan ikhtiar untuk membersihkan kotoran burung.

Rasullullah Shallallohu ‘alaihi wasalam bersabda dalam sebuah hadits: “..Maka barangsiapa yang ridho (pada Alloh), maka baginya keridhoan (dari Alloh).” (HR. Tirmidzi)

Kedua, berprasangka buruk. Penderitaan muncul karena berprasangka buruk kepada Alloh Ta’ala. Ia mengira bahwa Alloh tidak menyayanginya, tidak memperdulikannya, tidak mendengar doa-doanya.

Kejadian yang tidak sesuai dengan keinginannya ia jadikan alasan untuk menduga bahwa Alloh tidak menolongnya. Ingatlah, setiap ujian hidup yang kita hadapi adalah bukti bahwa Alloh masih menyanyangi kita.

Dalam sebuah hadits qudsi Alloh Ta’ala berfirman: “Aku sesuai persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku.” (HR. Muslim)

Imam Hasan Al Bashri pernah menyampaikan, “Ketahuilah bahwa perbuatan manusia tergantung pada prasangka mereka kepada Robb-nya. Adapun orang mukmin dia akan membaguskan amalnya. Adapun orang kafir dan munafik, dia berprasangka buruk kepada Robb-nya, maka mereka buruk dalam amalnya.”

Ketiga, kurang bersyukur. Masih ingat perumpamaan jerawat dan hidung? Ada orang yang muncul jerawat di hidungnya, kemudian dia mengeluhkan jerawatnya.

Padahal, jika ia mau melihat lebih luas, mestinya bersyukur bahwa jerawatnya tidak sebesar hidungnya, masih banyak bagian mukanya yang bersih dari jerawat. Ia hanya akan menderita jika hanya fokus pada satu jerawatnya saja.

Oleh karena itu, setiap kali ada kejadian yang tidak sesuai dengan harapan kita, cobalah untuk melihat dari sisi lain atau dari sisi yang lebih luas, agar terlihat oleh kita betapa lebih banyak karunia Alloh yang kita terima.

Dengan cara itu, insyaAlloh kita akan jauh dari penderitaan dan akan senantiasa merasa bahagia dalam setiap keadaan. Wallahu a’lam bishowab. (KH. Abdullah Gymnastiar)

Redaktur: Wahid Ikhwan


WAKAFDT.OR.ID

Aa Gym: Awas, Hal Ini Menyebabkan Kita Menderita Read More »

Aa Gym: Sakit adalah Nikmat dari Allah

WAKAFDT.OR.IDSaat kita diuji sakit, maka kita perlu untuk mengikhtiarkan agar bisa mendapatkan kesembuhan. Ikhtiar yang bisa kita lakukan di antaranya dengan pergi ke dokter, meminum/herbal, atau cara yang lainnya.

Tetapi hal yang perlu kita sadari, bahwa yang menakdirkan kita untuk sembuh hanyalah Dzat yang menciptakan bahan-bahan untuk obat, Dzat yang mengangkat dan memberikan penyakit, Dzat yang mengkarunia seseorang ilmu medis.

Jadi yang menyembuhkan penyakit hanyalah Alloh, ikhtiar kita hanya perantara bagaimana Alloh menyembuhkannya. Salah satu dari sifat Alloh ialah Asy-Syaafii, yaitu Yang Maha Menyembuhkan.

وَاِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِيْنِ ۙ

“Dan apabila aku sakit, Dialah (Alloh) yang menyembuhkan aku.” (QS. Asy Syu’aro: 80)

Dalam sebuah doa, Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda:

“Ya Alloh, Robb manusia, hilangkanlah kesusahan dan berilah dia kesembuhan, Engkau Dzat Yang Maha Menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit lain.”  (HR. Bukhari dan Muslim)

Oleh karenanya, ketika kita ditimpa rasa sakit, hal utama yang harus kita lakukan adalah berdoa kepada Alloh Ta’ala dan mendekatkan diri kepada-Nya, karena hanya Alloh Yang Maha Menyembuhkan, Dialah Dzat tempat kembali segala urusan.

Selain itu juga, ikhtiar berobat sambil menguatkan hati kita, meyakinkan hati bahwa hanya Alloh sumber kesembuhan kita, sedangkan dokter dan obat hanyalah perantara bagi kesembuhan itu.

Karena sesungguhnya ikhtiar yang kita lakukan untuk mendapat kesembuhan merupakan bagian dari amal sholeh yang dicatat oleh Alloh.

Pertanyaannya adalah, sampai sejauh mana kita meyakini kekuasaan Alloh? Bahwa Alloh yang menyembuhkan kita, yang menurunkan penyakit dan mengangkat penyakit.

Semakin kita libatkan Alloh dalam setiap ikhtiar yang kita lakukan, penuh kesabaran dan ketawakalan, maka semakin dekat kita dengan kesembuhan. Sakit kita akan menjadi penggugur dosa karena kesabaran yang kita hadirkan.

Semoga yang sedang diuji dengan sakit, segera diberi kesembuhan oleh Alloh Ta’ala dan bagi kita yang diberi nikmat sehat semoga bisa memanfaatkan nikmat sehatnya semaksimal mungkin untuk menjemput ridho Alloh Ta’ala. (KH. Abdullah Gymnastiar)

Redaktur: Wahid Ikhwan


WAKAFDT.OR.ID

Aa Gym: Sakit adalah Nikmat dari Allah Read More »