WAKAFDT.OR.ID — Kenapa kita diperintahkan untuk belajar dan megajarkan ilmu kepada orang lain? Apa keutamaan mengajarkan ilmu bagi kita? Karena banyak orang yang tidak mau berbagi ilmu kepada orang lain.
Ada yang menganggap hal tersebut tidak penting, ada juga yang merasa khawatir akan muncul pesaing yang bisa mengancam pengetahuan dirinya.
Padahal sudah jelas pernyataan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam mengenai orang yang enggan mengajarkan ilmu kepada orang lain:
“Barang siapa yang ditanya tentang suatu ilmu pengetahuan lalu ia menyembunyikannya, maka pada hari kiamat kelak Allah Ta’ala akan mengekangnya dengan kekang api neraka.” (HR. Abu Dawud dan Imam Tirmidzi).
Dalam Islam kita diwajibkan bagi siapapun untuk menuntut ilmu, yang muda dan tua, laki-laki maupun perempuan. Semakin banyak ilmu, maka semakin banyak pula pengetahuan tentang banyak hal.
Dengan mempunyai bekal ilmu, maka itu akan menjadi warisan yang berharga dan sebagai amal jariyah selain harta yang tidak akan terputus apabila ia meninggal.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda: “Jika seseorang meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya, kecuali tiga hal. Sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan do’a anak yang sholeh atau sholehah.” (HR. Muslim).
Orang-orang yang mengajarkan ilmunya kepada orang lain dengan menjadi seorang guru, baik guru dalam ilmu agama maupun ilmu dunia punya keutamaan begitu besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda:
“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim).
Kebaikan yang dimaksud dalam hadits ini bukan hanya kebaikan dalam bidang agama, akan tetapi kebaikan ilmu dunia juga. Seperti ilmu matematika, fisika, teknologi, ekonomi, dan lainnya.
Perlu kita ingat bahwa setiap muslim wajib mengajarkan ilmu kepada yang lain. Allah Ta’ala berfirman dalam Al Quran Surah Ali Imran ayat 79:
مَا كَانَ لِبَشَرٍ اَنْ يُّؤْتِيَهُ اللّٰهُ الْكِتٰبَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُوْلَ لِلنَّاسِ كُوْنُوْا عِبَادًا لِّيْ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَلٰكِنْ كُوْنُوْا رَبَّانِيّٖنَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُوْنَ الْكِتٰبَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُوْنَ ۙ
“Tidak mungkin bagi seseorang yang telah diberi kitab oleh Allah, serta hikmah dan kenabian, kemudian dia berkata kepada manusia, “Jadilah kamu penyembahku, bukan penyembah Allah,” tetapi (dia berkata), “Jadilah kamu pengabdi-pengabdi Allah, karena kamu mengajarkan kitab dan karena kamu mempelajarinya!”
Semoga kita termasuk orang-orang yang ikhlas dalam mengajarkan ilmu kepada orang lain dan ilmu yang diajarkan bisa menjadi amal shaleh di sisi Allah Ta’ala.
Jangan sampai kita merasa memiliki pengetahuan yang luas, tetapi kita tenang-tenang saja melihat sekitar kita ada orang yang tidak tahu tentang suatu perkara.
Semakin banyak orang tahu tentang ilmu pengetahuan, maka insyaAllah bisa menjadi jalan orang hidup semakin baik, apalagi jika ilmu agamanya bisa diterapkan. Wallahu a’lam bishowab. (Arga/Wahid)
Redaktur: Wahid Ikhwan