WAKAFDT.OR.ID | JAKARTA – Dalam rangka menyusun peta wakaf, Kemenag gelar forum Focus Group Discussion (FGD) di Jakarta pada Kamis, (21/9/2023).
Forum tersebut membahas tentang pengelola dan pengelolaan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Menyambut Indonesia Emas 2045.
Tampak hadir dalam forum tersebut perwakilan dari Bank Indonesia, Kemenkeu, KNEKS, BWI, Lembaga Wakaf PBNU, Muhammadiyah, Wistren, dan LW Masyarakat Ekonomi Syariah.
Hadir pula Forum Wakaf Produktif dan Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf dalam kegiatan tersebut.
Dikesempatan itu, Kamarudin Amin Dirjen Bimas Islam Kemenag, mengatakan harapannya kepada BWI agar lebih powerfull baik secara kelembagaan maupun SDM, sehingga tata kelola wakaf lebih baik.
Baginya, potensi wakaf produktif mencapai 30%, dan baru sebagian kecil yang telah diproduktifkan.
Waryono Abdul Ghafur, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Ditjen Bimas Islam Kemenag menyampaikan, bahwasanya Kemenag tengah menyusun peta jalan pengembangan pemberdayaan wakaf.
Ia berpendapat, setidaknya ada empat tahap yang dirumuskan dalam Peta Jalan Wakaf.
Keempat tahap itu diantaranya; 1) Penguatan Regulasi, Kelembagaan, Kapasitas dan Tata Kelola Wakaf, 2) Akselerasi Transformasi Kualitas, Kinerja, Produktivitas dan Daya Saing Lembaga Wakaf, 3) Berdaya saing regional dan global, dan 4) Rujukan Filantropi Islam Dunia.
“BWI memiliki tugas dan fungsi yang besar, tetapi secara penganggaran masih kecil, karena itu penting exit strategi terkait kelembagaan BWI,” ungkapnya.
“Kita perlu branding wakaf, strateginya seperti apa dan perlu adanya branding implementasi proyek wakaf, bersama-sama mendorong wakaf menjadi life style,” imbuhnya.
Dadang Muljawan, Direktur Departemen Keuangan Islam dan Ekonomi, menambahkan bahwa Bank Indonesia konsen terhadap wakaf, karena ada dana murah dalam pembangunan untuk memfasilitasi pendidikan dan kesehatan.
Menurutnya, wakaf bisa menjadi efisiensi sebuah pembangunan nasional, khususnya sektor ekonomi. (Noviana)
Redaktur: Wahid Ikhwan
(Sumber: Kemenag)