Zakat dan Wakaf adalah bentuk ‘memberi’ dan memberdayakan orang lain dalam Islam, tetapi tujuan, kerangka kerja, dan prinsip untuk masing-masing berbeda.
Tujuan
Tujuan zakat adalah untuk memenuhi kebutuhan mendesak mereka yang berada di ujung spektrum terendah. Zakat adalah jaring pengaman; Tak seorang pun di masyarakat harus tidur seadanya, tanpa makanan, tanpa tempat tinggal, berhutang, dan tanpa sesuatu untuk menjaga diri mereka sendiri.
Di sisi lain, tujuan wakaf adalah untuk menyediakan mekanisme bagi individu untuk menciptakan warisan dan terus mendapatkan imbalan jangka panjang. Wakaf jauh lebih merupakan keuntungan pribadi, dengan manfaat sekunder bagi orang lain. Sedangkan zakat terutama untuk memberi manfaat bagi orang lain, dan kedua untuk diri sendiri.
Wajib VS Sukarela
Zakat adalah pembayaran wajib yang harus diberikan. Itu adalah hak orang lain. Tidak memberikan zakat menyebabkan kekayaan dan kesalahan yang tidak murni. Sementara itu, wakaf adalah tindakan yang sangat dianjurkan dan diinginkan, meskipun tidak wajib.
Kepemilikan
Zakat harus melibatkan pengalihan kepemilikan kepada penerima zakat. Zakat ada untuk memberdayakan orang lain dengan kepemilikan. Itu membuat orang lebih kaya dan memberdayakan mereka.
Sedangkan, wakaf tidak melibatkan pengalihan kepemilikan; melainkan Wakaf melibatkan pembekuan transfer aset dan hak kepemilikan dalam suatu aset.
Penerima Manfaat
Penerima manfaat Zakat haruslah seseorang yang berada di bawah Nisab (ambang batas). Ini adalah seseorang yang secara finansial tidak sehat. Sedangkan, wakaf tidak memiliki kriteria khusus untuk penerima manfaat. Siapa pun dapat menjadi penerima manfaat dari wakaf, bahkan diri Anda sendiri selama hidup Anda!
Satu-satunya persyaratan adalah bahwa wakaf adalah ‘amal’ atau ‘Qurbah’, perbuatan baik. Oleh karena itu, penerima manfaat akhir harus menjadi yang membutuhkan. Wakaf tidak dapat dibuat murni dan semata-mata untuk orang kaya, karena ini tidak dianggap ‘amal’.
Aset
Zakat melibatkan transfer nilai. Idealnya, uang harus diberikan karena itu adalah yang paling efisien dan memberikan opsi maksimum kepada penerima. Namun, zakat dapat diberikan dalam bentuk lain, seperti paket makanan dan aset bermanfaat lainnya kepada penerima.
Sementara itu, wakaf harus menjadi sesuatu yang tetap abadi. Ide wakaf adalah aset tetap ada, sehingga terus memberikan manfaat bagi masyarakat secara terus-menerus. Oleh karena itu, makanan tidak dapat diberikan sebagai wakaf, karena dikonsumsi dan berkurang.
Demikian perbedaan zakat dan wakaf. Semoga dengan memahami keduanya, kita bisa lebih bersemangat untuk mengamalkan keduanya. Wallahu a’lam bishawab. (Eva Ps El Hidayah)