WAKAFDT.OR.ID | Isra Mikraj merupakan kisah fenomenal dalam sejarah Islam dan era kenabian. Perjalanan suci yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam ini menjadi titik balik kebangkitan dakwah Rasulullah.
Isra dan Mikraj adalah 2 kata yang mempunyai arti yang berbeda. Kata Isra menurut bahasa artinya perjalanan di malam hari (al-Munawwir: 1984:671). Sedangkan kata Miraj bermakna tangga untuk naik ke atas (al-Munawwir: 1984:981).
Pengertian Isra yang dimaksud ialah perjalanan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjid al-Aqsha di Palestina. Sedangkan arti kata Mikraj adalah perjalanan menuju ke Sidratul Muntaha.
Sidratul Muntaha merupakan sebuah tempat di atas langit yang tertinggi. Langit tersebut bersifat ghaib dan tidak terjangkau oleh pikiran manusia.
Isra Mkiraj adalah dua perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam dalam satu malam. Malaikat Jibril turut menemani perjalanan ini Nabi Muhamaad dengan mengendarai buraq.
Dalam pemikiran manusia, peristiwa tersebut sulit diterima oleh akal sehat. Namun kenyataannya, Rasullullah diberangkatkan dari Makkah ke Masjid Al-Aqsa, kemudian berlanjut ke Sidratul Muntaha telah disebutkan dalam Al-Qur’an, Surah Al-Isra’ dan An-Najm, yang artinya:
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Isra: 1).
“Maka, apakah kaum (musyrik Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya? Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.” (QS. An-Najm:12-18).
Isra Mikraj bukan sekedar perjalanan biasa bagi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Tetapi menjadi puncak perjalanan seorang hamba untuk bertemu dengan sang pencipta, sehingga Isra miraj menjadi peristiwa penting yang selalu dimeriahkan dengan acara kajian akbar atau majelis ilmu.
Semoga dengan mengingat peristiwa Isra Mikraj, semakin memotivasi kita untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui perintah shalat.
Sumber: daaruttauhiid.org
Baca juga: Belajar Memakmurkan Masjid Dari Isra-nya Rasulullah