WAKAFDT.OR.ID | BANDUNG – Masjid Rahmatan Lil’alamiin DT Batam menjadi saksi perjalanan dakwah Daarut Tauhiid di Batam yang telah berlangsung sejak lama.
Daarut Tauhiid mulai mengawali dakwahnya sejak tahun 1996 oleh Pembina Pondok Pesantren DT, KH. Abdullah Gymnastiar atau yang akrab disebut Aa Gym.
Kala itu, Aa Gym mulai berdakwah di sebuah lokasi industri di Batam dan memiliki santri yang notabene berlatar belakang pekerja industri.
Seiring bertambahnya jamaah, terbit anjuran untuk membuat pondok pesantren di wilayah tersebut untuk memperluas syiar dakwah.
Pada 2002, DT Batam akhirnya memperoleh tanah yang memiliki luas kurang lebih 3 hektar. Namun sangat disayangkan pembangunan pesantren di lahan tersebut gagal karena berbagai kendala.
Pada 2004, kepemilikan lahan tersebut di relokasi ke daerah Jembatan Barelang. Namun kembali terkendala, pembangunan pesantren dibatalkan.
Hingga pada 2014, Aa Gym bertandang ke Batam dan menyatakan kepada pihak DT Batam bahwasanya akan menghidupkan kembali DT Batam.
Masjid yang berlokasi di Jalan Trans Barelang, Tembesi Sagulung, Kota Batam tersebut dibangun sejak awal tahun 2017.
Keterangan ini disampaikan Ketua Kantor DT Batam, Aisyah kepada Tim Media DT pada (24/10).
Hingga kini masjid berlantai tiga dengan luas 2.374,4 meter persegi tersebut belum sepenuhnya rampung. Namun lantai utama masjid sudah dapat digunakan untuk beribadah dan belajar dengan nyaman.
Daarut Tauhiid Batam telah memiliki pendidikan formal SD, SMP dan SMA dan pendidikan nonformal Program Baitul Quran.
Hingga kini, masjid tersebut menjadi fasilitas beribadah, berdakwah dan belajar bagi para santri dan jamaah sekitar.
Bahkan, hubungan sosial dengan masyarakat sekitar DT Batam pun tetap terjaga dengan baik. Hal ini sesuai dengan nama masjid tersebut yakni Rahmatan Lil’alamiin.
Berjarak sejauh 60 KM dari wilayah Rempang, Masjid DT Batam tidak terdampak kasus tersebut.
Meski tidak terdampak kasus Rempang, pihak DT Batam turut prihatin akan adanya kebijakan relokasi masyarakat Rempang tersebut.
“Sedih, namun ini memang kebijakan pemerintahan saat ini, warga sudah banyak yang di relokasi sebagian dan saat ini aktifitas usaha pertanian dan pertenakan sebagian juga harus dihentikan, juga fasilitas lainnya yang ada disana harus dipindahkan,” tutur Aisyah Kepala Kantor DT Batam. (Noviana)
Redakur: Wahid Ikhwan