Yayasan Daarut Tauhiid

Apa Makna Dentuman Petir dalam Islam?

WAKAFDT.OR.IDPetir merupakan fenomena alam yang terjadi atas kebesaran Allah Ta’ala. Petir atau guruh juga diabadikan menjadi salah satu nama surat dalam Al-Quran, yaitu surat ar-Ra’du bertempatan pada surat ke-12.

Setidaknya ada tiga istilah dalam Al-Quran yang mengarah pada makna petir, di antaranya ar-ra’du, ash-shawaiq, dan al-barq.

Salah satu ahli tafsir Dr. Muhammad Luqman As Salafi menjelaskan dan mendefinisikan ar-ra’du lebih dekat maknanya pada suara petir atau geledek.

Sementara itu, ash-shawa’iq dan al-barq maknanya lebih cenderun kilatan petir, yaitu cahaya yang muncul sesaat sebelum adanya suara petir.

Lalu, ketika kita mendengar petir atau guntur, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan doa sebagai berikut:  “Subhanalladzi sabbahat lahu,” (Mahasuci Allah yang petir bertasbih kepada-Nya).

“Subhanalladzi yusabbihur ro’du bi hamdihi wal mala-ikatu min khiifatih,” (Mahasuci Allah yang petir dan para malaikat bertasbih dengan memuji-Nya karena rasa takut kepada-Nya).

Mengapa kita dianjurkan untuk berdoa? Dahsyatnya petir dimaknai umat Islam sebagai bentuk tasbih dari para malaikat yang menjaga langit.

Sebagaimana disebut dalam Al-Quran: “Dan guruh bertasbih memuji-Nya demikian pula para malaikat karena takut kepada-Nya.” (QS. ar-Ra’d: 13).

Dalam haditsnya juga disebutkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyebut petir sebagai suara para malaikat.

“Ar-Ra’du (petir) ialah malaikat yang diberi tugas mengurus awan dan bersamanya pengoyak dari api yang memindahkan awan sesuai dengan kehendak Allah.” (HR. Tirmizi).

Ibnu Taimiyah menyampaikan bahwa yang namanya gerakan pasti menimbulkan suara. Malaikat yang menggerakkan melalui menggetarkan awan, dan dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya.

Ketika menafsirkan surat al-Baqarah ayat 19, Imam As-Suyuthi menjelaskan bahwa ar-Ra’du ialah malaikat yang ditugasi mengatur awan. Dalam tafsir Jalalain disebutkan bahwa ar-ra’du adalah suara malaikat.

Umat Islam meyakini ar-Ra’du maknanya bahwa malaikat yang ditugasi mengatur suara, atau awan dari malaikat tersebut yang tengah bertasbih dan mengatur awan.

Sementara itu, al-barq atau ash-showa’iq ialah kilatan cahaya dari cambuk malaikat yang digunakan dalam menggiring mendung.

Ibnu Abbas juga menambahkan, “Sesungguhnya petir merupakan malaikat yang meneriaki untuk mengatur hujan sebagaimana pengembala ternak membentak hewannya.” (Adab al-Mufrod).

Semoga kita bisa mentafakkuri fenomena dari peristiwa petir atau kilat, dalam rangka untuk meningkatkan keimanan kita kepada Allah Ta’ala. (Arga)

Redaktur: Wahid Ikhwan


WAKAFDT.OR.ID

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *