Yayasan Daarut Tauhiid

Aa Gym: Jangan Sampai Kita Mati dalam Keadaan Maksiat

WAKAFDT.OR.IDBerapa banyak orang yang mati saat sedang maksiat? Seperti lagi pacaran, berapa banyak orang yang mati lagi mabuk? Berapa banyak orang yang mati lagi mencuri? Berapa banyak orang yang meninggal ditengah maksiat atau berbuat dosa.

Jangan sampai kita mati ditengah maksiat kepada Alloh, karena mati bisa saja datang di mana dan kapan saja. Seseorang itu meninggal pasti dengan cara kebiasaannya, kebiasaan buruk atau kebiasaan baik. Bayangkan bagaimana nasib kita jika meninggal dalam keadaan menonton hal-hal yang buruk?

Berusaha keraslah sekuat tenaga untuk meninggalkan maksiat, meskipun tidak bisa 100% kita terlepas dari dosa, setidaknya kita sudah berupaya untuk meninggalkan dan mengurangi dosa yang kita lakukan. Sehingga kita tidak mati dalam meninggalkan dosa yang banyak.

Apapun yang sering dilakukan seseorang dalam kehidupannya maka kebiasaan itu akan melekat dalam hatinya, begitu pula kemaksiatan. Semakin banyak maksiat yang diperbuat, maka akan muncul dan terulang pula memori itu saat ia meninggal.

Sebaliknya, jika seseorang selama hidup di dunia cenderung melakukan ketaatan dan hal-hal baik, maka hal yang paling banyak hadir saat dirinya sakaratul maut adalah memori ketaatan.

Lemahnya iman seseorang dapat melemahkan juga kecintaannya kepada Alloh Ta’ala. Malah semakin cinta dirinya kepada dunia.

Iman yang lemah dapat mendominasi hatinya dan tidak ada celah untuk cinta kepada Alloh kecuali sedikit bisikan jiwa, maka ia akan terdorong melakukan maksiat.

Alloh Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Alloh dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya. Dan, janganlah sekali-kali kamu mati, melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102).

Banyaknya dosa yang menggelapkan hatinya menyebabkan cahaya iman di hati memadam. Sehingga ketika sakaratul maut datang, ia akan dibayangkan kebingungan dan rasa khawatir.

Dirinya akan merasa bahwa Alloh Ta’ala akan murka dan tidak cinta padanya. Dalam kondisi seperti ini, ia akan mendapatkan su’ul khotimah dan sengsara selamanya. Wallahu a’lam bishowab. (KH. Abdullah Gymnastiar)

Redaktur: Wahid Ikhwan


WAKAFDT.OR.ID

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *