Wakaf Daarut Tauhiid

bulan syaban

Siapkan Ramadhan dengan Amalan di Bulan Syaban

WAKAFDT.OR.ID | Bulan Syaban terletak setelah Bulan Rajab dan sebelum Bulan Ramadhan. Syaban berasal dari kata syaaba yang artinya golongan atau kelompok. Syaban merupakan bentuk jamaknya yang berarti berkelompok-kelompok.

Ibu Hajar Rahimahullah (rh) menjelaskan ketika bulan tersebut, bangsa Arab berkelompok-kelompok berpencar mencari air dan sumur setelah bulan Rajab yang mulia.

Karena terletak sebelum Bulan Ramadhan, pada bulan ini dianjurkan untuk memperbanyak dan memperketat amal shaleh sebagai persiapan menjemput Ramadhan yang hampir ada di hadapan.

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam (Saw) mencontohkan dan menganjurkan untuk melakukan berbagai amalan di bulan Syaban, di antaranya:

Pertama, memperbanyak puasa. Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha bahwasanya dia berkata, “Dulu Rasulullah Saw berpuasa sampai kami mengatakan bahwa beliau tidak berbuka, dan berbuka sampai kami mengatakan bahwa beliau tidak berpuasa. Dan saya tidak pernah melihat Rasulullah Saw menyempurnakan puasa dalam sebulan kecuali di bulan Ramadhan. Dan saya tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada bulan Syaban.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Puasa yang dilakukan oleh Rasulullah Saw adalah puasa sunah yang sudah ada, bukan puasa yang khusus di bulan Syaban, seperti puasa pertengahan Syaban atau puasa penuh di Bulan Syaban

Rasulullah bahkan melarang berpuasa setelah pertengahan Bulan Syaban bagi yang tidak biasa berpuasa sebelumnya. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu (r.a) bahwa Rasulullah Saw bersabda,“Jika memasuki pertengahan bulan Syaban, maka janganlah kalian berpuasa.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, dan Tirmidzi)

Dijelaskan dalam kitab Fathul Bari bahwa larangan dalam hadits ini berkaitan dengan orang yang baru mulai puasa dari pertengahan Syaban atau bagi orang yang kalau dia puasa dia akan lemah.

Adapun orang yang sudah biasa melakukan puasa sunnah dan dia kuat ketika melaksanakan puasa sunnah tersebut, maka dianjurkan bagi dia puasa dari awal Syaban sampai dua hari menjelang Ramadhan.

Dari Abu Hurairah r.a, bahwasanya Nabi Saw pernah bersabda, “Jangan sekali-kali salah seorang di antara kalian mendahului puasa Ramadhan dengan melakukan puasa sehari atau dua hari (sebelumnya), kecuali seseorang yang terbiasa berpuasa (dan waktu kebiasaan puasanya itu jatuh) pada hari itu, maka silahkan dia berpuasa pada hari itu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kedua, memperbanyak membaca Al-Quran. Salamah bin Kuhail rh dalam Lathaiful-Ma’arif libni Rajab Al-Hanbali berkata, “Dulu dikatakan bahwa bulan Syaban adalah bulan para qurra’ (pembaca Al-Qur’an).” Begitu pula yang dilakukan oleh ‘Amr bin Qais rh apabila beliau memasuki bulan Syaban beliau menutup tokonya dan mengosongkan dirinya untuk membaca Al-Qur’an.

Ketiga, mengerjakan amal-amal shaleh lainnya. Abu Bakr Al-Balkhi rh dalam Lathaiful-Ma’arif libni Rajab Al-Hanbali mengatakan, “Bulan Rajab adalah bulan menanam, bulan Syaban adalah bulan menyirami tanaman dan bulan Ramadhan adalah bulan memanen tanaman.”

“Perumpamaan bulan Rajab adalah seperti angin, bulan Syaban seperti awan yang membawa hujan dan bulan Ramadhan seperti hujan. Barang siapa yang tidak menanam di bulan Rajab dan tidak menyiraminya di bulan Sya’ban bagaimana mungkin dia memanen hasilnya di bulan Ramadhan.”

Salah satu amal shalih yang dianjurkan adalah berwakaf karena wakaf mengalirkan pahala walau yang berwakaf sudah meninggal dan manfaat yang dihasilkan dari wakaf sifatnya berkelanjutan.

Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau doa anak yang shaleh.” (HR. Muslim)

Mari kita manfaatkan bulan Syaban ini dengan sebaik-baiknya dengan berbagai amal shaleh, terutama puasa, membaca Al-quran, dan berwakaf. Wallahualam bi showab. (AID)

Sumber: rumaysho.com, almanhaj.or.id, muslim.or.id