Udara pagi di kawasan Eco Pesantren Daarut Tauhiid terasa sejuk, disambut cahaya mentari yang menembus sela pepohonan. Di pelataran Masjid Rahmatan Lil’ Alamiin, langkah-langkah kecil dan besar berjalan berdampingan. Santri baru menggandeng erat tangan orang tuanya. Wajah-wajah penuh harap dan semangat tampak menyemarakkan acara Kajian Tauhiid dan Silaturahim Wali Santri Baru Tahun Ajaran 2025/2026, Ahad, 4 Mei 2025.
Masjid megah nan menyejukkan itu bukan sekadar tempat ibadah, tapi juga saksi bisu dari semangat kolektif umat yang diwujudkan melalui wakaf. Dari wakaf umat, tumbuhlah fondasi kuat yang kini menjadi pusat aktivitas spiritual dan pendidikan di Daarut Tauhiid. Tidak hanya masjid ini, seluruh sekolah dari TK hingga Sekolah Tinggi di Daarut Tauhiid pun berdiri di atas tanah wakaf. Simbol nyata betapa wakaf membawa keberkahan yang meluas.
Acara silaturahim dihadiri oleh wali santri dari berbagai jenjang—TK, SD, SMP, SMA, hingga SMK Daarut Tauhiid—yang datang tidak hanya dari Bandung, namun juga dari cabang Sekolah Daarut Tauhiid Indonesia di Batam dan Cianjur. Mereka hadir baik secara langsung maupun melalui sambungan daring, menunjukkan komitmen yang sama: mempercayakan pendidikan anak-anak mereka di lingkungan yang bertauhid.

Dalam sambutannya, Direktur Pendidikan Yayasan Daarut Tauhiid Rahmatan Lil ‘Alamin, Agus Kurniawan, menyampaikan harapan besarnya atas pertemuan ini.
“Semoga pertemuan ini menjadi langkah awal yang penuh keberkahan dalam mendidik generasi yang bertauhiid, berkarakter, dan bermanfaat,” ujar Agus penuh keyakinan.
Puncak acara adalah nasihat langsung dari pendiri Daarut Tauhiid, KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) yang mengingatkan bahwa pendidikan sejati bukan hanya soal pencapaian duniawi, tetapi bagaimana mengantarkan generasi ke surga.
“Mudah-mudahan Allah senantiasa membimbing dan menolong kita dalam rangka menyiapkan putra-putri kita untuk bisa masuk ke surga. Karena tujuan terakhir dari pendidikan ini adalah bisa mengantarkan putra putri kita untuk masuk surga,” ungkap Aa Gym dengan penuh keteduhan.
Atmosfer spiritual begitu terasa. Tidak hanya melalui kata-kata nasihat, tetapi juga dari tempat berlangsungnya acara—masjid yang dibangun dari harta wakaf umat. Tempat yang kini menjadi titik tolak bagi ribuan santri menapaki perjalanan ilmu dan iman.
Melalui kegiatan ini, Daarut Tauhiid menunjukkan bahwa pendidikan adalah bagian dari ibadah. Dan wakaf, sebagai salah satu pilar utamanya, terus mengalirkan pahala bagi para muwakif. Menjadi sumber keberkahan yang tidak hanya menyentuh dunia pendidikan, tetapi juga hati-hati yang mencari cahaya. (Cahya)