WAKAFDT.OR.ID | BANDUNG – Energik dan ceria. Itulah kesan pertama yang dirasakan ketika mengobrol melalui telepon dengan salah seorang wakif (pewakaf) asal Bandung, Neneng Sasmina, pada Senin (23/12/2024). Tidak ada yang menyangka, di balik kesan itu, usianya sudah lebih dari 60 tahun dan pernah divonis sakit jantung hingga harus disarankan melakukan pengobatan di Amerika Serikat.
Sakit jantung yang membutuhkan biaya super mahal tersebut tidak menghentikannya untuk terus berwakaf. Ketika disarankan untuk berobat ke Amerika Serikat. Dia malah berseloroh, jika memiliki uang yang banyak lebih baik untuk bersedekah, terutama berwakaf, dan membawa keluarga besarnya umrah bersama.
Ingin Rumah di Surga
Bu Neneng memang gemar bersedekah, terutama berwakaf. Lebih khusus lagi berwakaf untuk masjid. Ia sudah berwakaf untuk Masjid DT sejak bentuk pertama bangunan Masjid DT Bandung. Sekarang Masjid DT sudah bentuk yang ketiga setelah dibangun kembali beberapa tahun lalu. Artinya, Bu Nenang sudah berwakaf untuk Masjid DT dari sebelum tahun 2000an sampai sekarang.
Setelah mendengarkan bahwa berwakaf untuk masjid hadiahnya rumah di surga, ia tidak segan untuk berwakaf setiap bulannya. Ketika mungkin kebanyakan orang bersedekah dan berwakaf dari uang sisa, Bu Neneng dengan sengaja menyisihkan uang untuk bisa berwakaf setiap bulannya dari gaji yang didapatkan.
“Motivasinya ibu dulu pernah dengar katanya kalau kita berwakaf utk membangun Masjid walaupun sebesar sarang burung maka akan dibangunkan istana di surga. Nah sejak itu ibu sangat semangat untuk selalu ikut berwakaf dimanapun asal ibu tahu, ibu berusaha untuk ikutan,” ungkapnya penuh semangat.
Dinyatakan Sembuh
Pensiunan guru smp itu mengaku, merasakan keberkahan dari berwakaf, salah satunya karunia kesehatan yang ia rasakan. Bahkan, dia mengungkapkan, rasanya sungguh ajaib, sakit jantung bawaah lahir tersebut dinyatakan sembuh oleh dokter yang sudah merawatnya dari sejak dulu.
Dokter yang menyarakankan melakukan pengobatan ke Amerika Serikat, terheran-heran sakit jantung tersebut bisa sembuh tanpa perawatan khusus apapun. Karena sejak vonis tersebut, sakitnya makin parah, bahkan harus membuat Bu Neneng balak-bolaik rumah sakit karena sering pingsan.
Perlahan Bu Neneng membaik, hingga ia sendiri memilih untuk pensiun dini, kemudian merawat suami yang menderita stroke. Suatu hari, seperti biasa memeriksakan kondisi dirinya. Dokter menemukan, jantungnya normal alias sembuh.
“Ada keajaiban yang ibu rasakan yaitu ibu sakit jantung dari lahir dan menurut dokter harus di operasi atau dicangkok jantungnya jadi jantung ibu-nya diganti pakai jantung buatan atau kalau ada donor organ jantung dari yang lain dan itu harus ke Amerika, katanya.
“Wah, sejak dokter bilang gitu, ibu malah makin parah sampai sampai lagi ngajar di depan kelas pingsan lagi nyebrang di jalan yg ramai pas udah ditengah jalan pingsan. Ah, pokoknya parah banget sering banget masuk ICU bahkan pernah hampir setahun gak ngajar keluar masuk ICU.
“Nah ini ajaib nya pas ibu mau ngusulin pensiun karena suami ibu stroke jadi ibu putuskan mau ngurus suami saja gantian ibu disuruh minta keterangan sakit jantung ke dr yg biasa ibu periksa. Nah setelah diperiksa jantung ibu dinyatakan normal sampai sampai dokternya gak percaya,” kenangnya.
Di usianya yang tidak muda lagi, Bu Neneng semakin semangat untuk berwakaf dan bertekad untuk terus melakukannya. Dia sangat bersyukur bisa berwakaf. Semangat berwakafnya tidak pernah padam dari sejak muda, bersama almarhum suaminya.
“Oh iya ibu memang kalau ada Wakaf bukan di DT saja. Selalu gereget ikutan dan Allhamdulillah Allah SWT selalu mentakdirkan ibu dapat ikutan, ya walaupun kecil. Maklum, ibu cuma seorang guru SMPN dan suami seorang Polisi yg in syaaAllah Polisi yg jujur yang takut sama Allah SWT, sampai kalau ada Pengajian di DT ibu sama suami selalu menyempatkan diri hadir walaupun suami ibu masih pakai pakaian dinas karena selalu berdua sama suami kalau ke DT sampai teh Ninih bilangnya Romi dan Yuli. Jadi malu,” pungkasnya diiringi tawa kecil. (AID)